Membaca Intensif Paragraf Induktif
1. Mengidentifikasi Ciri-ciri Teks Berpola Induktif
Paragraf adalah bagian dari telaah wacana dalam bahasa Indonesia. Penalaran dalam paragraf sebuah wacana dapat berpola deduktif dan induktif. Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus menuju pernyataan umum.
Apabila diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Letak gagasan pokok di akhir paragraf
b. Letak kalimat utama di akhir paragraf,
c. Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
d. Kesimpulan terdapat di akhir
e. Pola khusus-umum
Contoh:
Di dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 1952, 62,7% orang Amerika yang dapat dipilih benar-benar telah terpilih. Dalam pemilihan tahun 1956 persentase adalah 60,4%. Pada tahun 1960 adalah 63,8%. Dari penyajian statistik tersebut, ternyata cukup besar golongan orang Amerika yang berhak memilih tidak menggunakan hak pilihnya dengan sungguh-sungguh.
Dalam contoh paragraf induktif di atas terdiri atas empat kalimat berurutan yang diawali dengan kalimat pertama sebagai serangkaian kalimat pernyataan, kemudian diikuti kalimat kedua, ketiga, dan diikuti kalimat keempat sebagai kesimpulan.
2. Menarik Kesimpulan Isi Teks Berdasarkan Pola Generalisasi, Analogi, dan Sebab-Akibat
a. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati lalu ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu. Jadi, generalisasi merupakan pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri sebagai penjelasan lebih lanjut.
Contoh:
b. Analogi
Analogi adalah proses penalaran yang berdasarkan pada pembagian dan terhadap sejumlah gejala khusus yang memiliki kesamaan, kemudian ditarik kesimpulan.
Contoh:
c. Sebab-Akibat
Sebab-akibat adalah proses penalaran yang dimulai dengan mengemukakan fakta yang berupa sebab dan sampai pada kesimpulan yang merupakan akibat.
Contoh:
Bangsa Jepang suka berkelompok. Kepentingan perorangan ada, tetapi kalau kepentingan bersama membutuhkan, maka kepentingan bersama didahulukan. Dengan demikian, antara kepentingan perorangan dan kepentingan berjalan serasi. Oleh karena itu, untuk melakukan sesuatu secara bersama dan secara terkoordinasi, bagi bangsa Jepang sudah berjalan dengan sendirinya.
Post a Comment